inGO, Medan. Malam Jumat (12/1) itu, petikan gitar pria berkemeja putih berkumandang di gedung Un Cui Sui Nai (UCSN) Hall, Prime One School. Sesekali matanya terpejam sambil membiarkan jarinya menari di atas senar. Dengan telapak tangan yang tirus, ia tabuh gitar itu dengan sekuat tenaga. Kala pergantian lagu, ia langsung menyetel tremolo dengan cekatan, seraya menakar kecocokan kunci (chord) dengan lagu.

Pria itu adalah Sungha Jung. Gitaris asal Negeri Ginseng yang tengah melangsungkan live concert-nya di Medan. Konser ini sekaligus konser pembuka dalam rangkaian tur di Indonesia di tiga kota besar yaitu seperti Medan, Jakarta, dan Surabaya. Sebelumnya, ia pernah menyapa Medan pada tahun 2015 dan 2016. Dan di tahun 2018, ia kembali manggung dengan alirannya yang khas, fingerstyle.

Sejak open gate pukul enam sore, jajaran tribun di lantai satu aula berkapasitas 2000 orang ini langsung terisi. Penonton dari segala usia tak sabar menantikan penampilan musisi yang sedari kecil sudah viral di Youtube. Ketekunannya mengasah fingerstyle selama 19 tahun mengantarkannya ke atas pentas dunia. Berkolaborasi seperti artis papan atas Mr. Big dan John Meyer.

Dalam dua sesi yang berbeda, penonton dihibur dengan tembang lagu yang di-improve oleh Sungha Jung. Lagu-lagu familiar hingga kekinian seperti Almost Is Never Enough, Perfect dan Shape Of You-nya Ed Sheeran; juga tak ketinggalan single DNA-nya BTS, begitu serasi berpadu dengan teknik fingerstyle Sungha Jung yang lincah dan enerjik. Tanpa sadar, penonton kelepasan sambil ikut bernyanyi dan bertepuk tangan.

Penampilan selama hampir dua jam itu ditutup dengan lagu band indie lndonesia, Payung Teduh berjudul Akad. Lagu ini menjadi kado perpisahan manis dari Sungha Jung sebelum berangkat wajib militer (wamil). Ia baru akan konser kembali setelah dua tahun kemudian. Kabar itu dibenarkan Direktur FASTLINK Event Organizer, Edwin Winata saat di-interview oleh inGO. “Dua tahun lagi, karena habis ini dia akan wajib militer.” pungkas Edwin.