FODA: Wadah Seninya Anak Medan

1 jam yang lalu

inGO.io, Medan. Punya seabreak kreativitas, tapi bingung mau disalurkan kemana? Jangan bingung, kamu bisa gabung dan berekspresi di FODA (Full Of Doodle Art) Medan. Apasih itu FODA Medan? Yuk kenalan dulu. Manatau kamu tertarik untuk bergabung di salah satu komunitas seni yang keren ini.

  • Berawal dari 10 orang, kini jadi 39 orang

FODA Medan adalah salah satu komunitas yang berhasil membuktikan pepatah: “Asal ada niat, pasti ada jalan”. Dan “pengen punya rumah” adalah niat yang berhasil mengantarkan mereka melewati tahun pertama. Beranggotakan sepuluh orang, FODA Medan berjibaku dengan urusan administratif FODA pusat selama dua bulan. Hingga, tepat pada tanggal 15 Januari 2017, mereka berhasil mendirikan “rumah” untuk pegiat doodle Kota Medan.

FODA Medan bukanlah FODA pertama di Sumatera. Sebelum FODA Medan ada FODA Palembang. FODA “tetangga” yang memantik FODA Medan untuk berdiri. “Waktu itu, di Sumatera kan ada Palembang. Kita kan kota besar, kenapa gak ada?” tutur Ayi Sari Afiani, Co-Founder dan koordinator dari komunitas tersebut. Sudah setahun berjalan, kini FODA Medan telah memiliki 39 anggota. Suatu kebangaan bagi komunitas yang berani “iseng” demi menampung aspirasi seni anak Medan. Pun, meski termasuk bontot di antara 8 pendahulunya, FODA Medan masih eksis dan berdetak hingga hari ini.

 

  • Bukan komunitas biasa

Kalau ditanya, apa yang membedakan FODA Medan dengan komunitas seni lainnya? Pertama, FODA Medan tidak mengikat. Which is, lebih kayak merangkul dan kekeluargaan. Seperti seni, FODA Medan itu bebas, namun juga produktif. “Kita gak cuman datang, ngumpul, foto dan pulang. Tapi gimana kalau misalnya pas datang range ilmu 30%, pas pulang udah nambah jadi 70%. Disini tempat kita belajar. Gak ada istilah disini kamu senior, disini semua sama-sama belajar.” ujar perempuan yang akrab disapa Kay ini. Dalam sistem uang kas, komunitas ini tidak mematok berapa nominal yang harus dibayarkan. Ketika mereka ngumpul, uang bakul akan digilir di atas meja. Tidak ada batasan berapa rupiah yang harus disetor. Bebas. “Itu dari kita untuk kita, yang mau kasih silahkan, kalau nggak ya gapapa. Selesai gathering, bendaharanya ngeluarin dan ngitung duitnya sama-sama.”

Tak hanya soal transparasi, FODA Medan juga membebaskan anggotanya untuk menekuni kiblat seninya sendiri. Menurut Kay, komunitas ini justru hadir untuk mendobrak cara pandang orang terhadap doodle. Doodle, bukan hanya sebatas karakter lucu yang ditimpa-timpa. Melainkan sebuah coretan. Bahkan, coretan iseng di belakang buku pas suntuk nengok dosen di kelas juga termasuk doodle. “Jadi segala sesuatu yang kita awalli dengan coret-coret, itu udah doodle namanya. Hanya saja kita mengarahnya kemana? Dan style yang seperti apa.” Imbuh Kay.

Di FODA Medan tidak hanya surga bagi para Doodle Artist aja, ada juga Hand Lettering, watercolor, sketsa wajah, dan masih banyak lagi. Kalau Kay menggandrungi hand lettering, lain cerita dengan Nafa Fadhilah (Ketua FODA Medan). Ia memilih expert di dunia per-doodle-lan. Sejak duduk di bangku kelas 2 SMA, Nafa kepincut dengan keisengan kawannya yang getol mencoret belakang buku saat jam belajar. Coretan itu membuat Nafa penasaran. Akhirnya ia memberanikan diri untuk searching di Gugel sekaligus coba-coba. Hingga akhirnya, ia berhasil menyabet juara 2 DOODLE ART di IMM VAGANZA season 7 FISIP UMSU. “Practice makes you perfect” kata Nafa menirukan quotes sejuta umat itu.

Satu lagi, FODA Medan amat menjunjung tinggi budaya sharing. Bagi kamu newbie doodler, tidak perlu takut ketinggalan ilmu dari anggota lain. Di komunitas ini, kamu bakal diarahkan koordinator untuk berguru pada anggota yang tepat. Pun, tak selamanya kamu akan menjadi pembelajar. Ada saatnya, kamu juga akan menjadi pemateri. Pemateri? Yap, pemateri. “Disini, kita pun belajar untuk ngomong di depan orang. Karena kenapa? Dia bakal jadi pemateri nanti. FODA itu tiap bulannya ada bikin gathering sama pemateri, dari kita untuk kita. Jadi punya kebanggaan kan bisa jadi pemateri.” kilah Kay.

 

  • Paling ‘kreak’ di Dewaruci Expo

Masih ingat dengan Dewaruci Expo Desember tahun lalu? If yes, kamu pasti ingat sama satu booth yang paling kreak sepanjang acara berlangsung. That’s must be FODA Medan booth. And yash! Bisa buka kerjasama di acara skala nasional adalah salah satu kebanggaan tersendiri bagi FODAN Medan. “Dan kita terkreak, paling pecah booth-nya.” cerita Kay berapi-api. Selama dua hari acara berlangsung, booth FODA Medan tak pernah sepi pengunjung. Orang-orang berkerumun sambil menengok anggota komunitas ini ber-doodle ria. Ada yang bahkan tertarik untuk membeli hasil karya yang dipamerkan. Stiker-stiker yang dibagikan disapu bersih, tak bersisa. "Reaksi dari masyarakat, antusias. Malah sampai mau beli gambar yang tidak kita jual. Stiker diambilin.” Kenangnya.  

  • Bisa Kolaborasi adalah Suatu Prestasi

Jadi komunitas bukan berarti harus jaim. Hal ini dibuktikan FODA lewat serangkaian kerjasama dengan berbagai perusahaan dan komunitas. Selain Dewaruci Expo, komunitas ini juga pernah berkelindan dengan PT. KAI (di event Satu Abad KAI) dan ojek online Indonesia. Tanpa perlu menyebut merek, Kay menceritakan kalau ojek online itu menawarkan project melukis helm kepada FODA Medan. Semacam hobi yang dibayar, anggota komunitas pun memborong project itu hingga tiga sesi. Satu sesinya ada dua belas helm. Kedepannya, FODA Medan akan menggaet komunitas Mata Ponsel untuk kolaborasi. Berbekal kamera ponsel, pemateri dari Mata Ponsel akan mengajarkan bagaimana memfoto gambar doodle karya anggota FODA Medan se-estetik mungkin.

 

  • Bercita-cita bikin Creative Art Market

Ketika ditanya soal mimpi FODA Medan kedepannya, Nafa sontak menjawab pengen bikin semacam creative art market. Sebelumnya, acara ini belum ada di Sumatera. Seringnya, dibikin di Bandung, Jogja dan Solo. Dijelaskan Nafa, creative art market biasanya menjadi ‘jumpa tengah’ antara seniman dengan seniman, maupun seniman dengan pembeli. Seniman-seniman yang hanya memamerkan karyanya di dunia maya bisa berkumpul dan memamerkan karya mereka secara nyata di satu spot. “Di Medan itu banyak karya seni, cuman gak ada market-nya, jadi semua tentang seni kita bikinkan market-nya. Menjumpakan antar pegiat seni, atau pegiat seni dengan konsumen.” celutuknya.

Sejauh ini, FODA Medan punya dua agenda wajib tahunan. FODA Art Creative (FAC) dan Ngartbuburit di bulan puasa. And soon, jika mimpi bikin creative art market kesampaian, event ini nantinya akan melebur dengan FAC.

 

  • Cara gabungnya?

Kamu tertarik dan pengen gabung? Gampang. Kamu cukup jumpa tatap muka dengan FODA Medan pas acara gathering. “Kan yang namanya keluarga harus saling kenal. Tatap muka dulu. Siapapun yang gabung, harus jumpa dulu. Datang ke gathering, misalnya. Diharapkan ketemu. Dan kita tahu siapa tertentunya.” kata Kay. Tiap bulan, FODA Medan bakal sounding ke medsos kalau ada gathering. Tempat gatheringnya juga tidak tetap. Tapi seringnya di RTH (Ruang Terbuka Hijau) semacam Taman Ahmad Yani dan sebagainya. “Ingin memperlihatkan pada orang bahwa doodle itu ada. Mau ngubah cara pandang mereka, makanya kami ke masyarakat langsung.” pungkasnya.

 

FODA, Full of Doodle Art. Take your pen and doodle!

Berita Terkait